Pertemuan Keempat MGMP PPKn
Membahas Kisi-Kisi USBN 2019
Awal
bulan maret di tahun 2019 ini, pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKn
SMP telah memasuki pertemuan keempat. Seperti biasanya, MGMP dilaksanakan di
hari Jumat 1 Maret 2019 bertempat di SMP Negeri 1 Bantaeng dengan total peserta
yang hadir sebanyak 23 orang dari berbagai SMP dan MTs.
Pertemuan
kali ini terfokus pada pembahasan kisi-kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) PPKn mengingat pelaksanaan USBN ini sudah mendekati hari H yang menurut
jadwal yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng
jatuh pada tanggal 1 – 6 April 2019.
Terkait
dengan pelaksanaan USBN sesuai Peraturan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor: 0048/Bsnp/Xi/2018 Tentang
Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Tahun Pelajaran 2018/2019 BAB IV poin B menyatakan bahwa Mata pelajaran yang
diujikan dalam USBN meliputi seluruh mata pelajaran sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan masing-masing satuan pendidikan termasuk di dalamnya mata
pelajaran PPKn.
Secara teknis
penyusunan soal-soal USBN tersebut dibagi kedalam dua bagian yakni naskah soal
yang buat oleh kementerian sebanyak 25% dan 75% disusun oleh forum MGMP dengan ketentuan 2 paket soal yang terdiri
dari 1 paket soal utama dan 1 paket soal susulan dengan tetap berpedoman pada
kisi-kisi soal yang yang disiapkan oleh BSNP. Jumlah soal USBN mata pelajaran
PPKn sebanyak 40 nomor pilihan ganda dan 5 nomor soal uraian.
Bertindak sebagai
pembahas kisi-kisi pada kali ini adalah Hj. Nurjannah, S.Pd yang didampingi oleh
moderator yakni Muhammad Said, S.Pd. Menurut beliau, kisi-kisi USBN pada tahun
ini secara umum sedikit mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun lalu
yang salah satunya adalah menerapkan soal yang berorientasi pada penalaran atau
Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Dalam pertemuan ini, dinamika yang berkembang
adalah penerapan soal HOTS pada soal seperti yang ditanyakan oleh salah seorang
peserta yaitu Drs.Saudin. Menurutnya, tidak semua soal membutuhkan stimulus
namun stimulus itu hanya boleh digunakan pada soal-soal yang membutuhkan
penalaran. Selain itu dari contoh soal yang ditelaah, terdapat beberapa
stimulus yang tidak berfungsi sehingga terkesan sebagai pemborosan.
Sementara menurut
Santosa, S.Pd.,MM bahwa dalam pembuatan soal disamping memperhatikan teknik
penulisan yang berlaku umum, juga harus memperhatikan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam juknis penulisan soal dari BSNP.
Kegiatan MGMP
ini berakhir beberapa saat setelah peserta selesai melaksanakan sholat ashar
dengan kesimpulan bahwa kedepannya diperlukan sebuah bank soal yang lahir dari
kisi-kisi soal yang diterbitkan oleh BSNP. Dengan demikian, jika tiba waktunya
untuk menyusun soal USBN berikutnya, maka guru yang ditunjuk sebagai penyusun
soal tidak kewalahan lagi karenanya. Sebagai rekomendasi untuk pertemuan
berikutnya peserta akan dibagi kedalam beberapa kelompok untuk menyusun bank
soal yang dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar