Jumat, 22 Februari 2019

Pengembangan Soal HOTS


Pengembangan Soal HOTS




Penilaian terhadap proses pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan dalam dunia pendidikan. Dalam konteks itulah dibutuhkan sebuah instrumen untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu instrumen penting yang dimaksud adalah adanya soal yang baik dan benar. Untuk itu dalam merumuskan sebuah soal perlu pengetahuan mendasar supaya tidak ada kesalahan tafsiran bagi siapa yang akan menjawab soal tersebut.

Dasar filosofis itulah yang mendorong MGMP PPKn SMP kembali melakukan pertemuan untuk ketiga kalinya di hari Jumat 22 Februari 2019 ini yang bertempat di SMP Negeri 1 Bantaeng. Dalam pertemuan kali ini, fokus pembahasan ditujukan pada pengembangan soal Highter Order Thinking skills (HOTS) yang dibawakan oleh Dr. H. Abd. Haris, M.Pd.

Dalam pengantar awalnya, beliau menyampaikan bahwa penyusunan soal HOTS bukanlah sesuatu hal yang baru, namun yang menjadi kendala guru itu terletak pada kategorisasi soal yang telah dibuat. Secara ektrim  beliau lebih lanjut menyampaikan bahwasanya dalam menyusun soal penting kiranya untuk menyusun kisi-kisi soal.
“jangan pernah ada soal yang lahir tanpa ada kisi-kisi, jika ada soal yang lahir tanpa kisi-kisi, maka sama saja dengan anak yang lahir dari orang tua kartu nikah”. tuturnya.

Pembuatan soal HOTS merupakan kebutuhan mengingat tuntutan zaman dimana kita telah memasuki abad 21 yang dikenal dengan revolusi industri 4.0. Pada abad ini, perubahan cara kerja yang menitikberatkan pada sistem pengelolaan data, sistem kerja industri melalui kemajuan teknologi, komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi manusia atau robotic. Dalam dunia pendidikan hal tersebut dapat menjadi sebuah tantangan besar bagi para pendidik dan siswa. Siswa dituntut harus mampu berlaku mandiri dengan megandalkan berbagai sumber yang ada sementara pendidik  harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini, menyesuaikan diri, terus mengolah dan mengasah kemampuan yang dimilikinya, bersikap kreatif, inovatif dan transformatif, serta memiliki minat baca yang tinggi.  

Dari pengaplikasian soal HOTS inilah diharapkan lahir siswa yang memiliki 3 (tiga) kapasitas yakni pertama; Kualitas Karakter, yaitu bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah. Unsur kecakapan meliputi: Iman & taqwa, Rasa ingin tahu, Inisiatif, Gigih, Kemampuan beradaptasi, Kepemimpinan, Kesadaran sosial dan budaya. Kedua; Kompetensi, yakni bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks. Unsur kecakapan yang harus dimiliki yaitu: Berpikir kritis/memecahkan masalah, Kreativitas, Komunikasi, Kolaborasi. Ketiga; Literasi Dasar, yaitu bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari. Unsur kecakapan yang harus dimiliki yaitu : Baca tulis, Berhitung, Literasi sains, Literasi informasi teknologi dan komunikasi, Literasi keuangan.

Landasan teori yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS ini, masih menggunakan taksonomi Bloom yang telah direvisi dengan pendekatan penalaran pada ranah menganalisis, mengevaluasi dan mencipta/mengkreasi.

Poin lain yang tidak kalah penting disampaikan oleh bapak pemateri adalah kaidah-kaidah penulisan soal pilihan ganda. Secara teknis, soal pilihan ganda itu susah dalam menyusunnya namun mudah dalam memeriksanya, berbanding terbalik dengan soal uraian. Dalam soal pilihan ganda, kemampuan anak yang diukur sangat terbatas sementara soal uraian dapat mengukur lebih dari satu kemampuan. Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal pilihan ganda mencakup tiga hal yakni; materi, konstruksi soal dan kebahasaannya. Banyak hal lain yang perlu diperhatikan dalam kaidah penyusunan soal seperti; pemilihan kalimat pada stem, penentuan option serta penentuan kunci jawaban pada soal. Misalnya saja dalam menentukan kunci jawaban harus menggunakan rumus sebagai berikut :


 
           
 Kunci Soal PG              = Jumlah Soal  + jml option pengecoh     

                                         Jml Option



(option pengecoh untuk SD/MI                      = 2)
(option pengecoh untuk SMP/MTs                 = 3)
(option pengecoh untuk SMA/MA/SMK       = 4)

Contoh :
            Soal PG SMP/MTs  =   40 nomor + 3
                                                    4 option
                                            =  13

Soal PG SMP/MTs  =   40 nomor - 3
                                                    4 option
                                            =  7
            Dari hasil perhitungan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk kunci jawaban yang ber-option A atau B atau C atau D harus berjumlah maksimal 13 dan minimal 7.  

Peserta yang hadir dalam pertemuan ini yang jumlahnya 22 orang terbilang cukup serius dan aktif mengikuti pemaparan materi, ini ditandai dengan adanya dinamika forum berupa tanya jawab yang dialogis antara pemateri dengan peserta. Muatan materi yang disampaikan oleh Bapak pemateri terbilang cukup padat sehingga pemateri dan peserta merasakan bahwa waktu dua jam masih dianggap sangat kurang untuk menuntaskan materi ini. 


Sebagai inisiasi pemateri, dari hasil pertemuan ini beliau mengharapkan supaya MGMP PPKn dapat melahirkan bank soal yang dijadikan sebagai karya monumental yang nantinya bank soal ini secara legal milik MGMP PPKn SMP Kabupaten Bantaeng, bukan lagi milik personal. Semoga harapan ini dapat terwujud. Amin.









Tidak ada komentar: